Perbedaan Tipes dan Tifus

Perbedaan Tipes dan Tifus

Jangan sampai salah mengenali perbedaan Tipes dan Tifus, tipes dan tifus adalah dua penyakit berbeda walau penyebutan namanya sangat mirip. Kedua penyakit ini merupakan infeksi akibat bakteri, tetapi tipes dan tifus memiliki perbedaan.

 

Jika Anda atau keluarga tengah menjalani perawatan tifus maupun tipes di rumah, tentu tetap perlu perhatian khusus. Anda bisa berkonsultasi untuk mendapatkan pendampingan medis terpercaya dengan menghubungi Kavacare di nomor 0811 1446 777.

Apa Itu Tipes?

Tipes atau demam tifoid (typhoid fever) adalah penyakit akut yang disebabkan infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini dapat ditemukan pada makanan dan air, biasanya karena terkontaminasi kotoran pengidap tipes.

 

Jika makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri Salmonella typhi dikonsumsi, maka dapat menimbulkan infeksi dengan gejala:

 

  • Demam tinggi (mencapai 39-40 derajat Celcius)
  • Sakit kepala
  • Nyeri pada perut
  • Sembelit atau diare

 

Kontaminasi ini bisa terjadi misalnya karena kita tidak mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi yang sama dengan pengidap tipes, kemudian langsung menyentuh makanan atau minuman. Erat kaitannya dengan kebiasaan menjaga kebersihan, penyakit tipes paling sering ditemui di negara-negara yang sanitasinya tergolong kurang baik. Contohnya di India, Pakistan, Bangladesh, Afrika, dan Timur Tengah termasuk Indonesia.

 

Untuk mendiagnosis apakah seseorang terserang tipes, dokter akan melihat gejala dan melakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium ini dilakukan untuk melihat apakah dari sampel darah, cairan, atau jaringan pasien terdapat bakteri Salmonella typhi.

Apa Itu Tifus?

Tifus disebabkan bakteri ektoparasit yang dibawa kutu atau tungau. Bakteri ektoparasit merupakan bakteri yang hidup di bagian luar atau kulit tubuh inangnya, contohnya kutu pada tikus.

 

Bakteri-bakteri ini bisa masuk melalui ke dalam tubuh melalui gigitan kutu maupun melalui luka terbuka. Misalnya terdapat kotoran kutu di dekat area luka terbuka, bakteri pun bisa masuk melalui luka tersebut.

 

Ada 3 jenis tifus, masing-masing disebabkan oleh bakteri berbeda, yaitu:

1. Tifus Murine atau Tifus Endemik

Tifus murine disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi yang ditularkan kutu pada tikus atau kucing. Jika kutu yang membawa bakteri ini kemudian menggigit kita, maka bakteri akan masuk ke dalam tubuh. Ketika timbul rasa gatal dan area gigitan digaruk, semakin besar pula akses bakteri masuk ke aliran darah. Saat bakteri berhasil masuk ke aliran darah, mereka akan bereproduksi dan terus tumbuh.

2. Tifus Epidemi atau Tifus Louse-Bourne

Disebabkan oleh bakteri Rickettsia prowazekii, penularannya melalui gigitan kutu pada tubuh manusia. Tifus epidemi banyak terjadi di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, dan Cina bagian utara.

 

Jenis tifus epidemi berisiko menimbulkan sakit berat bahkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat. Setelah sembuh pun mereka yang pernah terserang tifus epidemi masih berisiko mengalami infeksi lagi di kemudian hari.

3. Tifus Scrub

Tifus scrub disebabkan bakteri Orientia tsutsugamushi, dikenal juga sebagai penyakit Tsutsugamushi. Tifus scrub banyak ditemui di Asia, Australia, Papua Nugini, dan pulau-pulau di lautan pasifik.

 

Penularan tifus scrub biasanya melalui gigitan kutu atau tungau pada hewan pengerat. Selain gigitan, kotoran kutu yang membawa bakteri pun bisa menularkan tifus scrub.

 

Gejala-gejala yang muncul ketika terserang tifus dapat berbeda, tergantung jenisnya. Namun beberapa gejala umum yang biasanya muncul pada semua jenis tifus adalah:

 

  • Sakit kepala
  • Demam
  • Menggigil
  • Muncul ruam kemerahan pada tubuh

 

Tifus dapat didiagnosis dengan melakukan tes darah untuk memeriksa keberadaan bakteri-bakteri penyebab tifus dalam tubuh. Selain tes darah, bisa juga dilakukan biopsi (pengambilan jaringan) pada kulit, tes Western blot untuk melihat keberadaan infeksi tifus dari protein tertentu pada tubuh, atau tes immunofluorescence (tes dengan tinta khusus untuk mendeteksi antigen tifus). Hasil tes tifus mungkin butuh waktu hingga satu minggu hingga dapat diberikan pada pasien.

Jangan lupa cek Promo terbaik untuk mu disini

Perbedaan Tipes dan Tifus

Walau penyebutannya mirip, tipes dan tifus adalah penyakit yang berbeda. Tipes dan tifus sama-sama penyakit infeksi bakteri, tetapi penyebab dan penularannya pun berbeda.

 

Berikut beberapa perbedaan tipes dan tifus:

1. Penyebab dan Cara Penularan

Tipes atau demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhii yang biasanya mengontaminasi makanan dan minuman. Penularan tipes pun bisa terjadi melalui kontak dengan feses pengidap tipes.

 

Sedangkan tifus disebabkan oleh bakteri Rickettsia dan Orientia, yang dibawa oleh kutu atau tungau. Penularan tifus terjadi saat kutu yang membawa bakteri menggigit kita, atau dari kotoran kutu yang jatuh di atas kulit, kemudian bakteri masuk melalui luka pada kulit.

2. Gejala

Pada tipes maupun tifus terdapat gejala yang mirip seperti demam, nyeri otot, dan sakit kepala. Perbedaan tipes dan tifus tampak pada gejala yang muncul pada sistem pencernaan. Diare, sembelit, atau masalah pada pencernaan lebih umum ditemui pada pengidap tipes. Sedangkan gejala khusus pada tifus salah satunya adalah muncul ruam atau bercak merah di kulit.

 

Namun untuk memastikan apakah seseorang mengidap tipes atau tifus tidak bisa hanya dilihat dari gejalanya. Butuh pemeriksaan lebih lanjut, seperti tes darah.

3. Pencegahan

Cara utama untuk mencegah tipes adalah menjaga kebersihan makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari, juga biasakan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Pastikan masakan yang dimasak matang sempurna. Hindari membeli makan dan minum secara sembarangan. Selain itu, terdapat vaksinasi untuk mencegah tipes.

Lain halnya dengan tifus, karena belum ada vaksinasi efektif untuk mencegah penyakit tersebut. Cara paling mudah untuk mencegah tertular tifus adalah menghindari hewan-hewan pembawa ektoparasit penyebab tifus.

Tipes dan Tifus, Mana yang Lebih Berbahaya?

Kasus tipes maupun tifus dapat diatasi dengan obat-obatan. Namun jika terlambat ditangani, baik tipes dan tifus bisa menimbulkan komplikasi berbahaya.

Komplikasi pada Tipes

Pada tipes, komplikasi yang paling parah adalah terjadi perdarahan atau muncul lubang di sistem pencernaan. Komplikasi ini sering muncul di minggu ketiga saat pasien mengidap tipes. Pada kondisi ini, muncul lubang pada usus besar atau usus halus.

 

Akibatnya berbagai cairan dan isi dari usus masuk ke lambung dan menimbulkan nyeri parah, mual, muntah, dan infeksi pada aliran darah (sepsis). Komplikasi ini butuh penanganan medis secepat mungkin karena dapat membahayakan nyawa.

Komplikasi pada Tifus

Penyebaran bakteri penyebab tifus terjadi melalui aliran darah, maka komplikasi yang dapat timbul antara lain gangguan pada pusat sistem saraf, otot, sendi dan tulang, sistem kardiovaskular, paru-paru, ginjal, serta kulit.

 

Bisa juga terjadi vaskulitis atau peradangan pada pembuluh darah yang memicu terjadinya hipovolemia (menurunnya volume darah), gangguan keseimbangan elektrolit, hingga gangrene (matinya jaringan karena kekurangan pasokan darah).

Bisakah Tipes dan Tifus Dirawat di Rumah?

Tipes dan tifus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, sehingga untuk pengobatannya membutuhkan konsumsi antibiotik sesuai anjuran dokter. Umumnya baik tipes maupun tifus yang terdiagnosis dini bisa menjalani perawatan di rumah dengan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dan beristirahat penuh (bed rest).

 

Pada tipes, dokter akan memberikan antibiotik untuk dikonsumsi selama 7-14 hari. Antibiotik yang diberikan tergantung jenis Salmonella typhii yang menginfeksi, sebab beberapa subvarian bisa jadi memiliki kekebalan pada jenis antibiotik tertentu. Setelah mengonsumsi obat-obatan, biasanya dalam waktu 2-3 hari kondisi pasien tipes akan membaik.

 

Pengobatan tifus pun menggunakan antibiotik. Sebelum hasil tes tifus keluar, biasanya pasien telah diberikan antibiotik. Kebanyakan pasien tifus membaik kondisinya setelah 2 hari mengonsumsi antibiotik. Namun antibiotik yang diresepkan perlu dihabiskan walau pasien sudah merasa sehat.

 

Pasien tipes maupun tifus perlu dirawat di rumah sakit jika mengalami kondisi cukup parah. Misalnya terjadi komplikasi yang membutuhkan perawatan intensif, seperti diare parah pada pasien tipes, dan syok hipovolemik pada pasien tifus.

 

(Artikel ini telah direview oleh dr.Albert Novianto, Care Pro & Dokter Umum di Kavacare)

 

SUMBER

 

  1. What’s The Difference Between Typhus And Typhoid? https://www.forbes.com/sites/kionasmith/2019/01/30/whats-the-difference-between-typhus-and-typhoid/?sh=63cc1fb04342 diakses 14 November 2022
  2. Typhoid fever. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/typhoid-fever/symptoms-causes/syc-20378661 diakses 14 November 2022
  3. Typhus: Causes, Symptoms, and Diagnosis. https://www.healthline.com/health/typhus diakses 14 November 2022
  4. Tipes dan Tifus Serupa Tapi Tak Sama. https://mediakom.kemkes.go.id/2022/05/tipes-dan-tifus-serupa-tapi-tak-sama/ diakses 14 November 2022
  5. Typhus vs Typhoid Fever: What’s the difference? https://www.cedars-sinai.org/newsroom/typhus-vs-typhoid-fever-whats-the-difference/. diakses 14 November 2022
  6. Typhoid fever. https://www.nhs.uk/conditions/typhoid-fever/treatment/ diakses 14 November 2022
  7. Typhus. https://www.nhs.uk/conditions/typhus/ diakses 14 November 2022
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest