Navigation


Layanan Individu

Layanan Individu

Konsultasi Dokter
Konsultasi dokter merupakan komunikasi antara pasien dan dokter untuk membahas keluhan kesehatan, mendiagnosis masalah medis, serta merencanakan perawatan atau pengobatan yang sesuai. Konsultasi ini bisa dilakukan secara langsung (tatap muka) atau melalui layanan jarak jauh, seperti telemedicine. Tujuan utama konsultasi dokter adalah untuk memberikan penilaian medis yang akurat, memahami riwayat kesehatan pasien, serta memberikan rekomendasi atau tindakan medis yang tepat berdasarkan gejala atau kondisi yang dialami pasien.

Selama konsultasi, dokter biasanya akan:

  1. Menanyakan keluhan atau gejala yang dialami pasien.
  2. Melakukan pemeriksaan fisik atau tes medis yang diperlukan.
  3. Menyusun diagnosa dan menjelaskan kondisi pasien.
  4. Memberikan rekomendasi perawatan, pengobatan, atau rujukan ke spesialis jika diperlukan.

Rontgen
Pemeriksaan rontgen (atau sinar-X) adalah suatu prosedur medis yang menggunakan radiasi sinar-X untuk menghasilkan gambar dari bagian dalam tubuh. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi berbagai kondisi medis, seperti patah tulang, infeksi, tumor, kelainan organ dalam, atau masalah kesehatan lainnya.

Pada pemeriksaan rontgen, pasien akan diminta untuk berdiri atau berbaring dalam posisi tertentu, sementara mesin sinar-X akan mengarahkan radiasi ke bagian tubuh yang ingin diperiksa. Gambar yang dihasilkan akan menunjukkan bayangan berbagai struktur tubuh seperti tulang, organ, dan jaringan lunak, dengan perbedaan kepadatan yang mempengaruhi penampilan gambar.

Pemeriksaan rontgen termasuk prosedur yang cepat dan relatif tidak menyakitkan, namun dosis radiasi yang digunakan meskipun rendah tetap perlu diperhatikan, terutama pada pemeriksaan berulang.

Pemeriksaan Rontgen yang dapat dilakukan di westerindo

  • Thorax
  • Ekstremitas

USG
Pemeriksaan USG (Ultrasonografi) adalah salah satu prosedur medis yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambaran struktur dalam tubuh. USG sering digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh, seperti jantung, hati, ginjal, kandung empedu, rahim, dan ovarium, serta untuk memantau perkembangan janin dalam kandungan.

Prosedur ini tidak melibatkan penggunaan radiasi, sehingga dianggap aman. Pemeriksaan USG dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut transduser, yang mengirimkan gelombang suara ke tubuh pasien dan kemudian menerima gelombang yang dipantulkan kembali, yang digunakan untuk membuat gambar di layar monitor.

Beberapa jenis pemeriksaan USG yang umum dilakukan antara lain:

  1. USG Abdomen: Untuk memeriksa organ dalam perut seperti hati, ginjal, pankreas, dan kandung empedu.
  2. USG Payudara: untuk memeriksa organ payudara apakah ada kelainan atau tidak. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan atau gangguan pada organ tubuh, memantau perkembangan suatu kondisi medis, atau sebagai bagian dari pemeriksaan rutin.

EKG
Pemeriksaan EKG (Elektrokardiogram) adalah prosedur medis yang digunakan untuk merekam aktivitas listrik jantung. Dengan menggunakan alat yang disebut elektroda, EKG dapat mendeteksi dan mencatat impuls listrik yang mengalir melalui jantung selama siklus detak jantung.

Pemeriksaan EKG dilakukan untuk:

  1. Mendiagnosis gangguan jantung: Seperti aritmia (gangguan irama jantung), infark miokard (serangan jantung), atau kondisi lain yang mempengaruhi sistem kelistrikan jantung.
  2. Memantau kondisi jantung: Pada pasien dengan penyakit jantung atau yang sedang menjalani pengobatan, untuk melihat respon jantung terhadap terapi.
  3. Menilai fungsi jantung: EKG dapat memberikan gambaran umum tentang detak jantung, irama, serta adanya kelainan pada otot jantung atau katup jantung.

Pemeriksaan ini biasanya dilakukan dengan menempelkan elektroda di kulit dada, tangan, dan kaki, yang kemudian terhubung ke mesin EKG untuk merekam sinyal listrik yang dihasilkan oleh jantung. Hasil dari pemeriksaan ini dapat membantu dokter dalam membuat diagnosis dan merencanakan pengobatan yang tepat.

Audiometri
Pemeriksaan audiometri adalah tes untuk mengukur kemampuan pendengaran seseorang. Tes ini digunakan untuk mengetahui seberapa baik seseorang dapat mendengar suara pada berbagai frekuensi dan intensitas. Audiometri dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut audiometer, yang menghasilkan suara dengan berbagai frekuensi (dari rendah hingga tinggi) dan intensitas (dari lembut hingga keras).

Selama pemeriksaan, pasien akan mendengarkan suara melalui headphone atau tulang belakang (bone conduction) dan diminta untuk memberi tanda, seperti mengangkat tangan, saat mendengar suara. Hasil dari tes ini akan menunjukkan ambang pendengaran (threshold) pasien, yang menunjukkan seberapa kecil suara yang bisa didengar pada frekuensi tertentu.

Pemeriksaan audiometri penting untuk mendeteksi gangguan pendengaran atau perubahan dalam kemampuan mendengar seseorang, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penuaan, paparan suara keras, atau kondisi medis tertentu.

Spirometri
Pemeriksaan spirometri adalah prosedur medis yang digunakan untuk mengukur fungsi paru-paru seseorang, khususnya untuk menilai volume dan aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru. Tes ini sering digunakan untuk mendiagnosis dan memantau kondisi pernapasan, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan gangguan paru-paru lainnya.

Pada tes spirometri, pasien diminta untuk menghirup udara dalam-dalam, lalu mengeluarkannya secepat dan sebanyak mungkin ke dalam sebuah alat yang disebut spirometer. Alat ini akan mengukur berbagai parameter, antara lain:

  1. FVC (Forced Vital Capacity): Volume total udara yang dapat dikeluarkan setelah menghirup udara dalam-dalam.
  2. FEV1 (Forced Expiratory Volume in 1 second): Volume udara yang dapat dikeluarkan dalam 1 detik pertama setelah menghirup udara dalam-dalam.
  3. FEV1/FVC ratio: Rasio antara volume udara yang dikeluarkan dalam satu detik (FEV1) dengan total volume udara yang dikeluarkan (FVC). Rasio ini digunakan untuk menilai tingkat keparahan obstruksi saluran napas.

Pemeriksaan spirometri dapat membantu dokter dalam menentukan adanya gangguan pada sistem pernapasan dan memberikan informasi penting untuk perawatan dan pengobatan yang tepat.

Treadmill
Pemeriksaan treadmill, juga dikenal sebagai tes stres jantung atau tes treadmill (treadmill stress test), adalah prosedur medis yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung seseorang selama aktivitas fisik. Tes ini sering digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada jantung, seperti penyakit jantung koroner atau gangguan irama jantung (aritmia).

Prosedur Pemeriksaan Treadmill

  1. Persiapan: Pasien akan diminta untuk mengenakan pakaian olahraga yang nyaman dan sepatu yang sesuai. Elektroda akan dipasang di dada untuk merekam aktivitas jantung selama tes.
  2. Pemeriksaan: Pasien akan diminta berjalan di atas treadmill yang mulai dengan kecepatan dan kemiringan yang rendah. Secara bertahap, kecepatan dan kemiringan akan ditingkatkan setiap beberapa menit. Tujuan dari peningkatan beban ini adalah untuk memicu jantung bekerja lebih keras dan mengevaluasi reaksinya terhadap stres fisik.
  3. Pemantauan: Selama tes, dokter atau teknisi medis akan memantau detak jantung, tekanan darah, dan hasil elektrokardiogram (EKG) pasien untuk mendeteksi adanya perubahan atau gangguan yang menunjukkan masalah jantung.
  4. Selesai: Setelah pasien mencapai batas kemampuan fisiknya, tes akan dihentikan. Pemulihan jantung setelah tes juga akan dipantau.

Tujuan Pemeriksaan Treadmill
Pemeriksaan treadmill dapat membantu dalam:

  • Menilai sejauh mana jantung dapat menangani beban fisik.
  • Mengidentifikasi masalah jantung yang mungkin tidak terlihat saat istirahat.
  • Mendiagnosis penyakit jantung koroner (penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah jantung).
  • Mengevaluasi kondisi jantung setelah pengobatan atau prosedur medis tertentu.

Siapa yang Memerlukan Tes Treadmill?
Tes ini sering dilakukan pada pasien yang memiliki gejala-gejala penyakit jantung seperti:

  • Nyeri dada (angina).
  • Sesak napas.
  • Keletihan atau pusing saat beraktivitas.
  • Risiko tinggi penyakit jantung (misalnya, riwayat keluarga atau faktor risiko seperti diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, atau merokok).

Namun, tes ini tidak cocok untuk semua orang, terutama bagi mereka dengan masalah jantung yang berat atau kondisi fisik yang membatasi kemampuan berolahraga.

Promo Terbaru

Promo Layanan Laboratorium & Klinik Westerindo

Akreditasi & Sertifikasi

© Copyright 2025. Organized PT SIMPONI SIGMANERA | Kebijakan Privasi