Pentingnya Pemeriksaan TORCH Sebelum dan Selama Kehamilan

Pendahuluan

Kehamilan adalah momen penting dalam kehidupan seorang wanita, di mana kesehatan ibu dan janin menjadi prioritas utama. Salah satu aspek kesehatan yang perlu diperhatikan adalah infeksi TORCH. Pemeriksaan TORCH sebelum dan selama kehamilan sangat penting untuk memastikan kondisi kesehatan yang optimal bagi ibu dan bayi.

Apa Itu TORCH?

TORCH adalah akronim yang merujuk pada sekelompok infeksi yang bisa berbahaya jika terjadi selama kehamilan. TORCH terdiri dari:

  • Toxoplasmosis
  • Other infections (infeksi lain seperti sifilis, varicella-zoster, dan parvovirus B19)
  • Rubella
  • Cytomegalovirus (CMV)
  • Herpes simplex virus (HSV)

Pemeriksaan TORCH bekerja dengan cara mendeteksi imunoglobulin atau antibodi yang terbentuk ketika tubuh diserang oleh patogen atau kuman penyakit. Secara umum, terdapat dua jenis imunoglobulin yang dapat dideteksi melalui tes TORCH, yaitu IgM dan IgG.

IgM biasanya terdeteksi pada pasien yang mengalami infeksi akut dari penyakit TORCH. Sementara itu, IgG dapat terdeteksi pada pasien yang sudah pernah terinfeksi TORCH sebelumnya.

Infeksi-infeksi ini dapat ditularkan dari ibu ke janin dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius seperti kelainan bawaan pada bayi, gangguan tumbuh kembang, hingga keguguran.

Mengapa Pemeriksaan TORCH Penting?

Pemeriksaan TORCH dilakukan untuk mendeteksi keberadaan infeksi ini pada ibu hamil.
Seperti disebutkan di atas, tujuan dilakukannya pemeriksaan TORCH pada ibu hamil adalah untuk mendeteksi dini penyakit infeksi TORCH. Adapun penjelasan TORCH secara lebih jelas adalah sebagai berikut.

  1. Toxoplasmosis: Infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Jika menginfeksi ibu hamil, parasit ini  berisiko menyebabkan kelainan kongenital, hidrosefalus, kehilangan pendengaran, cerebral palsy, dan mikrosefalus pada bayi.
  2. Rubella: Jika terjadi pada ibu hamil, infeksi rubella dapat menyebabkan kelainan jantung, tuli, gangguan penglihatan, hingga kelainan darah pada janin.
  3. Cytomegalovirus (CMV): Jenis virus yang kerap menyerang orang dewasa. Jika ibu hamil terinfeksi cytomegalovirus dan menularkannya pada janin, kondisi tersebut bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi, seperti tuli, gangguan penglihatan, kejang, pneumonia, dan sebagainya.
  4. Herpes simplex virus (HSV): Jenis virus yang dapat menyebabkan herpes pada mulut (oral) atau kelamin (genital) pada orang dewasa. Virus ini juga dapat ditularkan oleh ibu hamil pada bayi selama proses persalinan, terutama jika ibu mengalami herpes genital.
  5. Infeksi lainnya: Selain kondisi di atas, tes TORCH juga dapat dilakukan untuk mendeteksi beberapa penyakit infeksi lainnya, seperti HIV/AIDS, sifilis, fifth disease, cacar air, atau virus Zika yang rentan menular ke janin dan menimbulkan sejumlah komplikasi kesehatan seperti keguguran, tuli, kebutaan, dan pneumonia pada bayi baru lahir.

Berikut beberapa alasan mengapa pemeriksaan ini sangat penting:

  1. Mencegah Komplikasi Pada Janin, Infeksi TORCH dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius pada janin, termasuk cacat lahir, keterlambatan perkembangan, hingga kerusakan organ vital. Dengan melakukan pemeriksaan TORCH, dokter dapat segera mengambil tindakan pencegahan dan pengobatan yang diperlukan.
  2. Mengurangi Risiko Penularan, Mengetahui status TORCH pada ibu hamil memungkinkan dokter untuk mengurangi risiko penularan infeksi dari ibu ke janin. Misalnya, jika seorang wanita terinfeksi Toxoplasmosis, dokter dapat memberikan panduan khusus untuk menghindari penularan ke bayi.
  3. Perencanaan Kehamilan yang Lebih Baik, Pemeriksaan TORCH sebelum kehamilan juga penting bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan. Jika diketahui ada infeksi TORCH, pasangan dapat menunda kehamilan hingga infeksi sembuh atau terkendali, sehingga mengurangi risiko terhadap janin.

Kapan Pemeriksaan TORCH Sebaiknya Dilakukan?

Pemeriksaan TORCH sebaiknya dilakukan sebelum kehamilan atau pada awal trimester pertama kehamilan. Jika hasilnya menunjukkan adanya infeksi, dokter dapat merekomendasikan langkah- langkah pencegahan atau pengobatan yang tepat untuk melindungi ibu dan janin.

Persiapan

Tes TORCH merupakan prosedur pemeriksaan sederhana sehingga biasanya tidak memerlukan persiapan khusus. Namun, pasien disarankan untuk menginformasikan riwayat penyakit, riwayat kesehatan keluarga, serta prosedur pengobatan yang sedang dijalani kepada dokter guna meminimalkan risiko komplikasi.

Interpretasi Hasil Pemeriksaan TORCH

Hasil pemeriksaan TORCH biasanya akan keluar 1 setelah pengambilan sampel darah. Secara umum, hasil pemeriksaan TORCH dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu positif dan negatif.

A. Hasil Positif

Hasil positif pada pemeriksaan TORCH menandakan bahwa pasien memiliki antibodi IgG atau IgM terhadap salah satu jenis penyakit TORCH. Keberadaan antibodi IgM menunjukkan kemungkinan pasien sedang terinfeksi TORCH sangat tinggi.
Sementara itu, keberadaan antibodi IgG menandakan bahwa pasien sudah pernah terinfeksi TORCH atau telah mendapatkan vaksin TORCH sebelumnya. Artinya, pasien yang memiliki antibodi IgG telah terbentuk kekebalan terhadap penyakit TORCH.

Jika pemeriksaan TORCH menunjukkan hasil positif, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan lanjutan, seperti:

  • Tes pungsi lumbal untuk mendeteksi rubella, toxoplasmosis, atau herpes simplex virus pada sistem saraf otak.
  • Tes biopsi kulit untuk mendeteksi infeksi herpes simplex virus.
  • Tes kultur urine, untuk mendeteksi infeksi cytomegalovirus.

B. Hasil Negatif

Hasil negatif pada pemeriksaan TORCH menandakan bahwa pasien tidak memiliki kadar IgG atau IgM yang menjadi tanda infeksi TORCH. Namun, perlu diketahui bahwa hasil tes TORCH dapat bervariasi tergantung dengan usia, jenis kelamin, dan riwayat kesehatan pasien.
Selain itu, fasilitas laboratorium yang digunakan untuk pemeriksaan ini juga berperan penting dalam tingkat akurasi hasil skrining TORCH.

Efek Samping Pemeriksaan TORCH

Pada dasarnya, tes TORCH adalah prosedur medis yang sederhana dan tergolong aman untuk dilakukan. Namun, pada beberapa kondisi, pemeriksaan ini dapat menimbulkan sejumlah efek samping selama prosedur pengambilan sampel darah pasien, di antaranya sebagai berikut.

  • Nyeri, memar, perdarahan, atau infeksi di area bekas suntikan.
  • Pusing atau nyeri kepala.
  • Reaksi alergi, seperti kemerahan dan gatal-gatal di area bekas suntikan.

Kesimpulan

Pemeriksaan TORCH adalah langkah penting yang tidak boleh diabaikan oleh calon ibu. Dengan melakukan pemeriksaan ini, risiko komplikasi serius pada janin dapat dikurangi, dan kehamilan dapat berlangsung dengan lebih aman dan sehat. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter Anda mengenai pemeriksaan TORCH, terutama jika Anda sedang merencanakan kehamilan atau sudah dalam masa kehamilan.

Pemeriksaan TORCH sangat penting untuk memastikan kesehatan Anda dan keluarga. Jangan tunggu hingga ada gejala, segera lakukan pemeriksaan TORCH di Laboratorium dan Klinik Westerindo! Dengan teknologi terbaru dan tim medis yang berpengalaman, kami siap membantu Anda memantau kesehatan secara menyeluruh. Ayo, jadwalkan kunjunganmu hari ini dan pastikan kesehatan Anda tetap terjaga! Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut!

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest