Memahami Monkeypox: Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatan

Apa Itu Monkeypox?

Monkeypox adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus monkeypox, anggota keluarga virus Orthopoxvirus, yang juga mencakup virus variola (penyebab cacar) dan vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar). Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di antara koloni monyet yang digunakan untuk penelitian, maka dari itu dinamakan “monkeypox.” Meski demikian, sumber utama penularan pada manusia adalah dari hewan, terutama hewan pengerat dan primata non-manusia yang terinfeksi virus ini.

Bagaimana Penyebaran Terjadi?

Penyebaran virus monkeypox dari hewan ke manusia bisa terjadi melalui gigitan, cakaran, atau kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit hewan yang terinfeksi. Penyebaran antar manusia lebih jarang terjadi, tetapi bisa melalui kontak langsung dengan lesi kulit, droplet pernapasan, atau benda-benda yang terkontaminasi virus seperti pakaian atau tempat tidur.

Gejala dan Tahapan Penyakit

Monkeypox biasanya muncul 6 hingga 13 hari setelah terpapar, tetapi masa inkubasi dapat berkisar antara 5 hingga 21 hari. Gejala awal mirip flu, termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Setelah 1-3 hari, ruam mulai muncul, umumnya di wajah terlebih dahulu, kemudian menyebar ke tubuh lainnya. Ruam ini berkembang dari bintik merah datar menjadi lepuh berisi cairan, yang kemudian mengering dan membentuk kerak sebelum sembuh.

Tingkat Keparahan dan Komplikasi

Sebagian besar kasus monkeypox bersifat ringan dan sembuh sendiri dalam beberapa minggu. Namun, pada individu dengan kekebalan tubuh lemah, anak-anak, atau wanita hamil, penyakit ini bisa menjadi lebih serius. Komplikasi yang mungkin terjadi termasuk infeksi bakteri sekunder pada kulit, pneumonia, sepsis, hingga peradangan otak (ensefalitis).

Pencegahan dan Pengobatan

Pencegahan utama melibatkan penghindaran kontak dengan hewan yang bisa menularkan virus, terutama di daerah endemik. Menggunakan pakaian pelindung dan menjaga kebersihan diri sangat penting, khususnya bagi mereka yang harus berinteraksi dengan hewan berisiko tinggi. Vaksin cacar (smallpox) juga efektif memberikan perlindungan terhadap monkeypox, karena kedua virus ini berkaitan erat. WHO merekomendasikan agar petugas kesehatan dan individu yang sering berinteraksi dengan hewan liar diprioritaskan untuk vaksinasi.

Pengobatan monkeypox bersifat suportif, yakni meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Obat antivirus seperti tecovirimat bisa digunakan pada kasus-kasus yang parah atau pada pasien dengan risiko komplikasi tinggi.

Kesimpulan

Monkeypox adalah penyakit zoonosis yang menjadi perhatian global, terutama setelah adanya peningkatan kasus manusia di berbagai negara. Meskipun sebagian besar kasus ringan, penting untuk memahami cara penularan, gejala, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil. Kesadaran dan kewaspadaan adalah kunci dalam mengendalikan penyebaran monkeypox baik pada hewan maupun manusia.

 

Di review oleh dr. Priangga Ibrahim A. S. – Dokter Westerindo Senayan City

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest