Fakta Seputar Respiratory Syncytial Virus (RSV)

Fakta Seputar Respiratory Syncytial Virus (RSV)

Fakta Seputar Respiratory Syncytial Virus (RSV) merupakan penyebab umum infeksi saluran pernapasan bawah pada anak kecil di seluruh dunia dan diperkirakan menyebabkan kematian pada 59.600 bayi di rumah sakit dan anak-anak balita pada tahun 2015 dengan 99% kasus terjadi di negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia.

Dalam penelitian tahun 2021, tahap-tahap awal infeksi RSV di Indonesia rata-rata terjadi pada usia 16,3 bulan dengan kejadian keseluruhan sebesar 7,4%. Walaupun banyak terjadi pada bayi dan balita, RSV juga dapat menyerang lansia.

Sekalipun RSV dapat sembuh dengan sendirinya, RSV juga banyak menyebabkan bronchiolitis dan pneumonia, maka segera hubungi dokter apabila Anda melihat gejala-gejalanya. Anda dapat menghubungi layanan Kavacare di nomor 0811 1446 777 untuk mendapatkan kunjungan dokter ke rumah atau cek laboratorium di rumah, mulai dari cek darah hingga tes antigen.

Apa Itu RSV?

Fakta Seputar Respiratory Syncytial Virus (RSV)  adalah virus yang sangat menular yang dapat mengakibatkan infeksi pada paru-paru dan jalur pernapasan dan dapat menyerang semua orang dari kelompok usia mana pun. Pada lansia, RSV dapat berkembang menjadi pneumonia (radang paru) dan bronchiolitis (pembengkakan jalur pernapasan kecil di paru-paru) yang dapat membahayakan nyawa lansia.

Bagaimana Penularannya?

Penularan virus ini terjadi melalui kontak dengan droplet dari orang yang terinfeksi, seperti droplet yang berasal dari batuk, bersih, atau berciuman. Virus ini juga dapat menginfeksi orang yang menyentuh permukaan yang terkontaminasi dengan droplet yang mengandung virus dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.

RSV dapat bertahan selama berjam-jam pada permukaan yang keras, seperti meja dan tempat tidur bayi. Untuk virus yang berada pada permukaan yang lebih lembut, seperti tisu dan tangan, biasanya virus akan bertahan dalam waktu yang lebih pendek. Biasanya, anak-anak terinfeksi RSV dari lingkungan di luar rumah, di sekolah atau tempat day care dan dapat menular kepada anggota keluarga lain di rumah.

Bagaimana Gejalanya?

Apabila Anda terserang RSV, biasanya Anda akan mengalami gejala-gejalanya antara 4-6 hari setelah terinfeksi. Gejala-gejala ini biasanya berupa:

  • Hidung berair;
  • Batuk;
  • Bersin;
  • Demam;
  • Mengi (wheezing), ketika bernapas, Anda mengeluarkan bunyi seperti bersiul;
  • Sakit kepala ringan;
  • Tenggorokan sakit.

Pada bayi, gejala-gejala ini dapat berupa:

  • Rewel;
  • Berkurangnya aktivitas atau tidak tertarik untuk beraktivitas (lesu);
  • Kesulitan bernapas atau perubahan pada pola pernapasan;
  • Demam;
  • Batuk

Pada balita, gejala-gejala infeksi RSV dapat berupa:

  • Hidung berair;
  • Batuk dan bersin;
  • Kesulitan menelan;
  • Bernapas lebih cepat atau lebih lambat daripada cara bernapas yang biasanya;

Apabila Anda atau anggota keluarga Anda mengalami gejala-gejala di bawah ini, Anda harus segera menghubungi dokter atau tim gawat darurat. Berikut gejala-gejala yang harus diwaspadai:

  • Suara bernapas yang keras;
  • Cuping hidung melebar ketika bernapas;
  • Warna kebiruan atau abu-abu pada bibir, mulut, dan kuku;
  • Pernapasan perut atau cekung pada dada, sementara perut menaik ketika bernapas;
  • Napas pendek-pendek atau cepat;
  • Terdapat jeda henti (pause) ketika bernapas.

Diagnosis RSV

Dokter akan mendiagnosa RSV setelah memeriksa riwayat medis Anda dan mempelajari gejala-gejala yang Anda alami. Pemeriksaan dilakukan melalui stetoskop untuk mendengarkan suara dari paru=paru Anda dan memeriksa tingkat oksigen dengan tes dari jari yang disebut dengan oksimeter.

Tes swab juga dapat mendeteksi virus ini. Pada tes ini, dokter akan menggunakan cotton swab untuk mengambil mukus (lendir) dari hidung atau mulut. Dokter juga biasanya mengambil sampel darah untuk memeriksa tanda-tanda infeksi, seperti jumlah sel darah putih yang tidak normal.

Apabila dokter mendeteksi kemungkinan penyakit yang lebih parah, Anda mungkin akan menjalani tes darah tambahan, tes urin, atau tes pencitraan, seperti X-ray, CT scan untuk memeriksa kondisi paru-paru.

Promo Untuk Kamu Bulan ini

Penanganan

Ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah penyebaran virus ini, yaitu:

  • Cuci tangan dengan sabun secara rutin, selama sekurang-kurangnya 20 detik menggunakan sabun dan air;
  • Bersihkan permukaan yang sering disentuh secara teratur;
  • Hindari kontak dekat dengan orang-orang yang sakit dan Anda atau anggota keluarga Anda sebaiknya tetap di rumah ketika sakit untuk mencegah penularan kepada orang lain;
  • Tutupi mulut ketika batuk dan bersih.

Pertanyaan Seputar RSV

Siapa Saja yang Rentan Terinfeksi RSV?

Terdapat kelompok-kelompok usia tertentu yang rentan terinfeksi virus ini, yaitu bayi yang lahir prematur, bayi yang berusia enam bulan ke bawah, dan lansia yang berusia 65 tahun ke atas. Ada pula orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu yang rentan terinfeksi RSV, yaitu orang dengan penyakit jantung dan penyakit paru-paru yang kronis, serta orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah.

Apakah RSV dan COVID-19 Sama?

RSV dan COVID-19 tidak sama, tetapi karena keduanya merupakan tipe virus yang menyerang pernapasan, beberapa gejala pada RSV dan COVID-19 bisa jadi sama. Pada anak-anak, COVID-19 seringkali merupakan hasil dari gejala-gejala ringan, seperti demam, hidung berair, dan batuk. Bagi orang dewasa dengan COVID-19, gejala-gejalanya dapat lebih parah dan dapat menyebabkan kesulitan bernapas.

Terserang RSV dapat mengurangi kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko COVID-19, baik pada anak-anak dan orang dewasa dan dapat pula menginfeksi seseorang bersamaan sehingga memperburuk penyakit COVID-19. Maka, apabila Anda mengalami gejala-gejala penyakit pernapasan, dokter akan menganjurkan pemeriksaan COVID-19, sekalipun mungkin Anda mengalami penyakit pernapasan lain. Satu-satunya pembeda hanyalah yang bisa membedakan hanya dari pemeriksaan pcr atau antigen.

Sumber:

  1. Risk Factors for Respiratory Syncytial Virus Lower Respiratory Tract Infections: Evidence from an Indonesian Cohort. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7924644/ diakses pada tanggal 14 Mei 2023
  2. FDA Approves First Respiratory Syncytial Virus (RSV) Vaccine. https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/fda-approves-first-respiratory-syncytial-virus-rsv-vaccine diakses pada tanggal 14 Mei 2023
  3. Respiratory Syncytial Virus (RSV). https://www.nfid.org/infectious-diseases/rsv/ diakses pada tanggal 14 Mei 2023
  4. Respiratory Syncytial Virus (RSV). https://www.cdc.gov/rsv/about/symptoms.html diakses pada tanggal 14 Mei 2023
  5. RSV In Children and Adults. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8282-respiratory-syncytial-virus-in-children-and-adults diakses pada tanggal 14 Mei 2023
  6. How to Treat RSV at Home and When to Go to the Doctor. https://www.chop.edu/news/health-tip/how-treat-rsv-home-and-when-go-doctor diakses pada tanggal 14 Mei 2023
  7. Respiratory Syncytial Virus (RSV). https://www.nfid.org/wp-content/uploads/2019/08/RSV-Factsheet-ENGLISH.pdf diakses pada tanggal 14 Mei 2023
  8. Respiratory Syncytial Virus (RSV). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/respiratory-syncytial-virus/symptoms-causes/syc-20353098 diakses pada tanggal 14 Mei 2023
  9. Signs and Symptoms of RSV. https://healthcare.utah.edu/the-scope/kids-zone/list/2022/10/signs-and-symptoms-of-rsv diakses pada tanggal 14 Mei 2023

(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah, Care Pro & Dokter Umum di Kavacare)

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest